Tahun-tahun belakangan ini, gema mengenai SHE makin terasa kencangnya terutama di kalangan pelaku "Industri", terutama mereka yang merupakan PMA. Keadaan ini direspond baik oleh para pengelola dunia pendidikan dengan mengadakan pendidikan mengenai K3.
Namun pertanyaan yang kemudian timbul apakah para lulusan dunia pendidikan D3 atau S1 dari universitas telah siap untuk terjun langsung didunia SHE yang sesungguhnya.
Terus terang saya kurang faham dengan dimasukkannya kurikulum SHE dalam program Kesehatan Masyarakat, dimana hal ini terkadang sangat bertolak belakang dengan keadaan sesungguhnya di dunia industri.
Di dalam dunia SHE sebenarnya kita tidak berbicara hanya mengenai kecelakaan, kebakaran, namun lebih mendalam pada " Cultural Change" -"Perubahan Budaya".
Untuk menerapkan peraturan -peraturan akan sangat mudah apalagi jika kita mendapatkan cukup power dari pihak management, (melanggar-pecat), namun berapa lama hal ini akan bertahan?
Mengapa perubahan budaya ini harus dilakukan, karena suatu peraturan ataupun suatu sistem akan terasa manfaatnya saat budaya dan perilaku kita sudah sejalan.
Contoh kasus: dalam kehidupan kita, jika kita bebicara dengan para pengrajin besi maka keadaan kondisi pendengaran yang berkurang setelah mereka sekian lama bekerja akan dianggap sebagai suatu takdir, namun jika kita melihat ini dari sisi sistem SHE maka banyak tindakan pencegahan yang dapat dilakukan.
Nah, dalam dunia industri pun tak jarang kita temui para karyawan yang mempunyai culture seperti pengrajin besi di atas, yaitu suatu kecelakaan adalah takdir. Hal ini dapat dilihat dengan kondisi makin lama mereka bekerja pada suatu area maka tingkat kewaspadaannya atau safety level mereka lambat laun akan berkurang, dan jika sampai pada titik terendahnya maka akan terjadi kecelakaan.